Kamis, 04 Oktober 2018

PT Solid Berjangka | Laba Bank Muamalat Melonjak 246 %



PT SOLID BERJANGKA JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatat kenaikan laba bersih setelah pajak (profit after tax) sebesar 246,26 % secara year on year. Dalam laporan keuangan kuartal II-2018, laba bersih perseroan per Juni 2018 tercatat senilai Rp 103,74 miliar dari sebelumnya  Rp 29,96 miliar pada Juni 2017.

Capaian ini diklaim merupakan rekor perolehan laba bersih tertinggi yang diraih Bank Muamalat dalam jangka waktu 3 tahun terakhir.

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana mengatakan, dengan kinerja positif ini dirinya optimistis Bank Muamalat akan dapat terus berkembang dan meningkatkan kinerja menjadi lebih baik lagi.

“Alhamdulillah di kuartal II tahun ini kinerja Bank Muamalat mendapatkan pencapaian yang positif. Kami akan terus berupaya agar prestasi ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan supaya ekspansi bisnis Bank Muamalat dapat semakin bertumbuh,” katanya.

Sementara itu, laba operasional perseroan naik sebesar 152,02 %  dari Rp 61,83 miliar pada Juni 2017 menjadi Rp 155,83 miliar pada Juni 2018. Peningkatan ini salah satunya ditopang pendapatan penyaluran dana murabahah senilai Rp838,57 miliar atau tumbuh 33,42 %.

Pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI) terutama dari penjualan surat berharga juga berkontribusi signifikan pada kenaikan laba operasional bank.

Pertumbuhan positif tersebut membuat rasio laba terhadap aset atau Return On Assets perseroan meningkat dari 0,15 % pada Juni 2017 menjadi 0,49 % pada Juni 2018 atau naik sebesar 0,34 %.

Adapun posisi Non Performing Financing perseroan membaik yaitu berada di level 1,65 % (gross) dan 0,88 % (nett).

Posisi ini jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berada di level 4,95 % (gross) dan 3,74 %  setelah perseroan menempuh sejumlah langkah strategis.

Rasio penyediaan modal minimum (Capital Adequacy Ratio/ CAR) perseroan tercatat sebesar 15,92 % atau meningkat 2,98 %  dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 12,94 %.

Rasio penting lain yang menunjukkan kinerja positif yaitu Net Operating Margin sebesar 0,66 %; Net Imbalan sebesar 2,67 % dan Return On Equity sebesar 5 %.

Rasio kinerja yang positif tersebut juga membuat likuiditas perseroan tetap terjaga dengan baik. Tercermin dari posisi Financing to Deposit Ratio Bank Muamalat per Juni 2018 tercatat sebesar 84,37 pereen. Angka tersebut membaik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 89 %.

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk akhirnya akan mendapat suntikan pendanaan baru di tahun ini melalui penerbitan saham baru atau right issue serta penerbitan sukuk. Aksi korporasi tersebut telah mendapat lampu hijau dari para pemegang saham terdahulu.

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana mengungkapkan, pemegang saham telah setuju untuk mencari pendanaan melalui pasar modal. Cara yang dilakukan adalah rights issue dan menerbitkan surat utang.

Namun, ia belum bisa membeberkan lebih jauh terkait aksi korporasinya tersebut. Achmad memastikan rights issue tersebut bukan lagi sebuah wacana dan akan dilakukan pada kuartal III 2018.

"Kami akan eksekusi di kuartal III ini. Untuk angkanya akan saya disclose nanti pada 18 Juli saya akan keluarkan publikasinya tapi Insyallah itu akan jadi," kata Permana

Dengan adanya rights issue tersebut, dia berharap perusahaan dapat meningkatkan rasio kecukupan modal. Selain itu, dana segar yang berhasil dihimpun tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis yang selama ini terhambat karena minimnya anggaran.

"Tapi ini dampaknya paling besar kan pada saat penjualan sukuk. Tadi angkanya akan ada perbaikan. Kalau angka saya belum bisa disclose. Insyallah tanggal 18 Juli. Tapi dampaknya ke CAR (capital adequacy ratio) akan ada perbaikan," ujarnya.

Saat ini, Bank Muamalat berhasil mencatatkan kenaika laba bersih di kuartal I 2018 sebesar 35,4 % secara Year on Year  menjadi Rp 16,60 miliar dari sebelumnya hanya Rp 12,27 miliar.

Total aset perusahaan saat ini berada di posisi Rp 54,11 triliun, atau mengalami penurunan 12 % dibandingkan dengan akhir 2017 yang tercatat masih Rp 61,7 triliun. - PT SOLID BERJANGKA

sumber : liputan6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar