Jumat, 20 Desember 2019

SOLID BERJANGKA | Akankah Terlewati di 2020 (Part 2)

SOLID BERJANGKA - Puncak Emas Tertinggi 2019, Akankah Terlewati Pada Tahun 2020


SOLID BERJANGKA JAKARTA - Pemangkasan tingkat bunga oleh the Fed terakhir di dalam tahun 2019 adalah pada bulan Oktober 2019. Pada bulan-bulan selanjutnya the Fed tetap mempertahankan tingkat suku bunganya sampai pada bulan Desember ini.

Memanasnya Perang Dagang AS-Cina

Kenaikan harga emas pada bulan September 2019 ke rekor tertinggi selama 6 tahun, didorong juga oleh karena memanasnya perang dagang AS-Cina, pada saat yang bersamaan dengan isu penurunan tingkat bunga oleh the Fed. Kedua faktor utama ini berkolaborasi mengangkat harga emas sampai menyentuh $1,556.20.

Emas naik ke puncak baru bertahun-tahun pada hari Rabu 7 Agustus 2019, dengan tren naik mengarahkan matanya ke pergerakan menaklukkan batas psikologis kunci $1500.

Metal berharga kuning terus membangun pergerakan naik terus mengambil keuntungan dari pelarian uang secara global ke “assets” yang aman ditengah ketakutan akan perang dagang AS-Cina yang pecah secara penuh. Ketegangan diantara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini terus meningkat setelah keputusan Presiden Donald Trump pada Rabu 31 Juli untuk mengenakan tarif 0% atas $300 miliar impor barang-barang Cina sejak tanggal 1 September yang akan datang.

Pengumuman ini membantu komoditi berharga “rebound” tajam dari angka batas $1400 – yang dites pada hari Kamis 1 Agustus, pada saat pemangkasan tingkat suku bunga yang “hawkish” oleh the Fed. Selain itu, kejatuhan imbal hasil obligasi treasury AS yang baru pada hari Rabu 31 Juli, memberikan dorongan tambahan terhadap metal kuning yang tidak memberikan imbal hasil dan berkoloborasi terhadap momentum positip yang berkelanjutan untuk sesi ketiga berturut-turut.

Hampir semua di pasar bekerja mendukung emas, keprihatinan perdagangan AS-Cina, eskalasi protes di Hong Kong, volatilitas pasar saham, membengkaknya secara negatif imbal hasil hutang dan terbaliknya grafik surat berharga Treasury AS 2 tahun dan 10 tahun.

Imbal hasil benchmark obligasi pemerintah 10 tahun jatuh ke level terendah sejak bulan Oktober 2016, yang terus membebani permintaan terhadap dolar AS dan selanjutnya mendukung permintaan terhadap komoditi yang berdenominasi dolar. Keuntungan yang kuat pada hari Rabu 31 Juli juga menandakan pergerakan naik keempat di dalam lima kali sebelumnya dan mengangkat komoditi emas ke level tertinggi sejak bulan April 2013.

Akankah rekor ini akan terlewati pada tahun 2020? Bagaimanakah kita menyiapkan diri agar jangan sampai keuntungan dari emas lewat begitu saja di depan mata kita? Nantikan analisa selanjutnya.

Pada akhir bulan Desember 2018 emas berjangka Comex menyentuh ketinggian selama enam minggu di $1,284.70 per ons. Beberapa faktor yang mendorong metal berharga naik lebih tinggi adalah pemikiran bahwa Federal Reserve kemungkinan akan menjadi lebih berhati-hati di dalam menaikkan tingkat bunga pada masa yang akan datang, turunnya dolar AS, dan kelemahan maupun perputaran yang masif di pasar saham, dimana saham terjun tajam dan diikuti rally yang besar disertai lebih banyak kelemahan dan seterusnya. Semua kekacauan ini menguntungkan emas.

Faktor-faktor ini menggerakkan harga emas memasuki tahun 2019 dengan pergerakan “bullish” dan terus berlanjut sampai pada akhir bulan Februari 2019 dimana harga emas naik sampai menyentuh ketinggian selama 9 bulan di sekitar $1,320.00.

Namun setelah itu harga emas kembali turun pada bulan Maret sampai dengan akhir bulan Mei, sebelum pada akhirnya kembali naik pada awal bulan Juni yang terus berlanjut sampai dengan bulan September 2019.

Apa yang menyebabkan kenaikan harga emas pada gelombang kedua, dimana emas mencapai puncaknya di $1,556.20?

Penurunan Tingkat Bunga the Fed

Faktor utama kenaikan harga emas pada gelombang kedua adalah perkiraan pasar bahwa the Fed bukan saja tidak lagi akan menaikkan tingkat bunganya melainkan bahkan akan menurunkan tingkat suku bunganya. Ekspektasi ini yang diikuti dengan kenyataan bahwa the Fed memang menurunkan tingkat suku bunganya tiga kali berturut-turut dari bulan Agustus sampai bulan Oktober, ditambah lagi dengan memanasnya perang dagang antara AS dengan Cina terus mengangkat naik harga emas sampai ke puncaknya pada bulan September di $1,556.20.

Pada awal bulan Juni isu yang berkembang pada saat itu diantara para trader dan analis menyebutkan semakin bertambahnya ekspektasi bahwa pergerakan pergerakan selanjutnya dari Federal Reserve adalah pemotongan tingkat bunga, khususnya setelah laporan pekerjaan yang jauh lebih kecil daripada yang diperkirakan pada minggu pertama bulan Juni, dimana “nonfarm payrolls” hanya meningkat 75.000 pada bulan Mei sedangkan diperkirakan sekitar 175.000 sampai 185.000. Pasar memperkirakan data pekerjaan yang lemah yang disebabkan karena koreksi ekonomi global akan memaksa the Fed untuk menurunkan tingkat bunganya sehingga mendorong harga emas naik.

Harga emas naik solid pada awal perdagangan sesi AS hari Jumat 19 Juli diperdagangkan disekitar $1,439.30 oleh karena pernyataan dari Presiden Federal Reserve Bank New York yang berpengaruh John Williams pada hari Kamis sore. Dia menyarankan the Fed seharusnya lebih agresif di dalam tindakan kebijakan moneternya untuk mencegah perlambatan di dalam ekonomi AS. Hal ini menyebabkan para pengamat pasar percaya the Fed bisa  memangkas tingkat bunga sebanyak 0.5% pada pertemuan FOMC akhir Juli.

Memulai bulan Agustus 2019, Federal Reserve AS memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin di dalam apa yang Powell katakan sebagai “penyesuaian pertengahan siklus”. Sebagai tambahan terhadap pemangkasan karena perlambatan ekonomi global dan keinginan untuk mengembalikan ekspektasi inflasi, Powell mengatakan bahwa pemangkasan kemarin malam adalah “insurance cut” untuk memastikan perlawanan terhadap resiko penurunan di dalam perdagangan.

Pada pertengahan bulan Agustus, terjadi loncatan dengan harga emas memanjat mendekati ketinggian enam tahun yang baru dan hampir menyentuh $1,545.

Pada pertengahan bulan September, the Fed kembali memangkas tingkat suku bunga sebanyak 25 basis poin ke level diantara 1.75% dan 2.0%.
SOLID BERJANGKA 

Sumber : Vibiznews


Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar