Kamis, 09 Februari 2017

Halusinasi Paling Aneh Yang Mungkin Pernah Anda Alami


SOLID GOLD JAKARTA - Otak manusia memiliki volume hanya sekitar 1.350 cc, namun terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Ia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan, juga pemikiran manusia.

Khusus untuk yang terakhir, banyaknya kasus delusi aneh dan sindrom neurologis mengungkap bahwa kerja otak bisa saja aneh.

Halusinasi selama ini diyakini sebagai persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap indera. Sementara delusi adalah kesalahpahaman seseorang yang serius tentang apa yang terjadi.

Namun, dalam sejumlah kasus, jalur otak tertentu dapat menciptakan citra atau khayalan khusus. Orang - orang berbeda mungkin mengalami halusinasi yang sama.

Dalam beberapa dekade terakhir, seiring kemajuan ilmu yang mempelajari otak,  para peneliti mulai mengungkap penyebab dari beberapa keanehan, sementara yang lain tetap berselubung misteri.

Berikut 7 halusinasi aneh, yang menunjukkan apapun mungkin terjadi saat otak memutuskan hubungan dengan realitas :

Sindrom Alice-in-Wonderland

Sindrom neurologis ini ditandai dengan persepsi aneh dan terdistorsi tentang waktu dan ruang. Mirip apa yang dialami Alice dalam "Alice's Adventures in Wonderland" karya Lewis Carroll.

Pasien dengan sindrom tersebut merasa melihat objek atau bagian tubuh mereka lebih kecil atau besar daripada ukuran sesungguhnya. Atau bahkan dalam bentuk lain. Mereka juga memaknai waktu secara berbeda.

Sindrom langka tersebut diyakini disebabkan oleh infeksi virus, epilepsi, sakit kepala migrain, dan tumor otak. Studi juga menunjukkan bahwa aktivitas abnormal di bagian korteks visual yang menangani informasi mengenai bentuk dan ukuran benda - benda dapat menyebabkan halusinasi.

Diduga sang pengarang Lewis Carroll mengalami sendiri sindrom tersebut, saat mengalami serangan migrain parah. Ia justru menjadikan derita yang dialaminya sebagai inspirasi untuk menulis tentang mimpi aneh Alice.

Ahli jiwa asal Inggris, John Todd diakui menjadi yang pertama mendeskripsikan kondisi ini dalam artikel yang dipublikasikan dalam  Canadian Medical Association Journal pada 1955. Itu mengapa kondisi itu juga disebut sebagai Todd's syndrome.

Meski demikian, referensi tentang sindrom tersebut muncul dalam artikel yang ditulis ahli saraf Amerika Caro Lippman. Dokter itu menyebut soal pasien yang dilaporkan merasa pendek dan lebar saat ia berjalan dan merujuk pada "Alice's Adventures in Wonderland" untuk menjelaskannya.

Sindrom Mayat Hidup (Walking Corpse Syndrome)

Delusi yang juga disebut Cotard's Syndrome adalah penyakit mental langka, di mana pasien yakin mereka sudah mati, sekarat, atau kehilangan organ dalam.

Neurolog Prancis, Jules Cotard kali pertama mendeskripsikan kondisi tersebut pada 1880. Ia menemukan gejalanya pada seorang perempuan yang mengalami depresi dan gejala psikosis.

Pasien itu yakin, ia tak punya otak atau usus, sehingga tak merasa perlu untuk makan. Akhirnya ia meninggal akibat kelaparan.

Kasus Cotard's syndrome atau sindrom Cotard  dilaporkan dari orang dengan berbagai masalah psikiatri dan neurologi, termasuk skizofrenia, cedera otak traumatis. dan multiple sclerosis.

Dalam kasus terkini tentang sindrom Cotard, para peneliti mendeskripsikan soal perempuan sepuh yang sehat berusia 73 tahun yang dilarikan ke ruang gawat darurat, karena merasa 'ia akan mati dan dilemparkan dalam neraka'.

Dokter akhirnya menemukan pasien mengalami pendarahan di otaknya akibat stroke. Setelah menjalani perawatan, delusinya lenyap dalam sepekan. Demikian laporan yang dimuat dalam jurnal Neuropsychiatry edisi Januari 2014.

Sindrom Charles Bonnet

Orang yang kehilangan penglihatan bisa mengalami sindrom Charles Bonnet. Yang mengalami  halusinasi visual yang kompleks dari hal-hal yang tidak benar-benar ada.

Orang dengan sindrom tersebut biasanya berhalusinasi tentang wajah orang, kartun, objek, dan pola berwarna. Diyakini, kondisi tersebut terjadi karena sistem visual otak tidak lagi menerima informasi dari mata atau bagian dari retina, dan mulai membentuk gambarannya sendiri.

Sindrom Charles Bonnet terjadi antara 10 sampai 40 persen orang dewasa yang menua dan mengalami kehilangan penglihatan yang signifikan.

Lycanthropy Klinis

Dalam kondisi kejiwaan yang sangat langka ini, pasien percaya bahwa mereka berubah menjadi serigala atau binatang lainnya. Mereka mungkin merasa tubuh mereka sendiri berbeda, dan bersikeras ditumbuhi bulu, gigi, dan cakar serigala yang tajam.

Dalam sejumlah kasus juga dilaporkan pasien mengalami delusi berubah menjadi binatang lain seperti anjing, babi, katak, dan ular.

Kondisi tersebut biasanya terjadi alam kombinasi dengan gangguan lain, seperti skizofrenia, gangguan bipolar atau depresi berat, menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal History of Psychiatry edisi Maret  2014.

Delusi Capgras

Pasien dengan delusi semacam ini biasanya yakin bahwa penipu telah menyamar dan menggantikan orang - orang yang dekat dengannya, seperti teman atau pasangan. Delusi tersebut dilaporkan terjadi pada pasien dengan skizofrenia, alzheimer, Parkinson yang sudah parah, demensia atau hilang ingatan, dan otak lesi.

Salah satu studi pencitraan otak menunjukkan kondisi tersebut mungkin melibatkan aktivitas saraf yang berkurang dalam sistem otak yang memproses informasi tentang wajah dan tanggapan emosional.

Sindrom Othello

Dinamai berdasarkan salah satu karakter dalam karya Shakespeare, sindrom Othello melibatkan keyakinan paranoid bahwa pasangan pasien berkhianat.

Orang dengan kondisi tersebut memiliki pikiran obsesif yang kuat dan dapat menunjukkan agresi dan kekerasan.

Dalam kasus yang dilaporkan baru - baru ini, dokter mendeskripsikan tentang seorang pria asal Burkina Faso di Benua Afrika yang mengalami stroke, yang membuatnya tak bisa berkomunikasi. Ia juga mengalami kelumpuhan di separo tubuhnya.

Pasien tersebut secara bertahap bisa pulih, namun delusi membuatnya memiliki perasaan cemburu berlebihan bahkan agresif pada sang istri. Menuduh pasangannya berselingkuh dengan pria tak dikenal.

Sindrom Ekbom

Pasien dengan sindrom Ekbom, juga dikenal sebagai delusional parasitosis atau delusional infestations, yakin benar mereka terinfeksi parasit yang merangkak di bawah kulit.

Pasien melaporkan sensasi gatal dan digigit, dan kadang - kadang, dalam upaya untuk menyingkirkan patogen, mereka dapat melukai diri sendiri yang justru dapat mengakibatkan luka dan infeksi yang sebenarnya.

Belum diketahui apa yang menyebabkan delusi ini. Tetapi penelitian telah menghubungkan kondisi tersebut dengan perubahan struktural dalam otak. Sejumlah pasien dilaporkan telah membaik ketika diobati dengan obat antipsikotik - SOLID GOLD

Sumber : global.liputan6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar