Kamis, 18 Januari 2018

PT Solid Berjangka | Kisah Keseharian Mbah - Mbah Di Ponorogo


PT SOLID BERJANGKA JAKARTA - Mbah Sukir (100), Mbah Brontok (110) dan Mbah Sarno (95) warga Ponorogo, hidup memprihatinkan.

Bagaimana tidak, warga Dusun Ngadirogo Wetan, Desa Blembem, Kecamatan Jambon, ini tinggal di rumah berukuran 8x6 meter persegi dan berlantai tanah.

Saat hujan, bau tanah tersebut mengeluarkan bau menyengat air kencing. Yah, ketiganya tak mampu lagi melakukan aktivitas. Jika ingin buang air, mereka melakukannya di dalam rumah.

Apalagi, rumah berdinding bambu reyot, banyak lubang dan genting bocor itu selalu terkena air saat hujan. Tentu saja bau pesing air kencing menyeruak di seluruh rumah.

Pantauan detikcom saat mengunjungi ketiga mbah ini, kondisinya sungguh memprihatinkan. Mbah Brontok mengalami sakit hingga ia harus tidur di atas selembar alas tipis di lantai.

Mbah Sukir, suami Mbah Brontok bahkan mengalami katarak dan pendengarannya turun, sehingga sulit diajak komunikasi. Sedangkan Mbah Suparno, adik Mbah Brontok agak susah diajak berkomunikasi.

Kondisi Mbah Brontok yang sakit dan tidak bisa beraktivitas normal untuk sekedar buang air kecil, harus ditampung di ember kecil membuat kondisi rumah yang kumuh membuat rumah ini jadi tidak sehat.

"Karena ketiganya sudah sepuh (tua,red) jadi untuk sekedar buang air kecil saja hanya bisa di dalam rumah," kata Sugeng.

Sugeng menuturkan mereka sejak dulu tinggal bertiga. Saat itu Mbah Brontok yang memenuhi kebutuhan keduanya.

Namun baru setahun, Mbah Brontok satu - satunya perempuan tidak bisa beraktivitas normal, membuat ketiganya hanya menunggu belas kasihan para tetangga untuk sekedar makan.

"Awalnya Mbah Brontok yang masak, tapi sekarang makan menunggu dari tetangganya, Katinem," tutur Sugeng.

Sugeng menambahkan setiap malam dia bersama para tetangga lain secara bergantian berjaga di depan rumah ketiga mbah ini. "Kami berjaga bergantian, kalau mbah butuh bantuan kami langsung sigap," jelasnya.

Ketiga mbah ini, lanjut Sugeng, tidak memiliki keturunan maupun kerabat. Pasalnya, 8 saudara Mbah Brontok sudah meninggal tinggal ia dan adiknya Mbah Sarno.

"Ada keponakannya sebenarnya, tapi tinggalnya jauh di Desa Kauman, tidak selalu menjenguk kesini," terangnya - PT SOLID BERJANGKA

Baca Juga :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar