Senin, 22 April 2024

PT Solid Gold Berjangka | Bank China Mempertahankan Suku Bunga Pinjaman Dengan Yuan Di Bawah Tekanan

 

ekonomi ChinaPBOC PT SGB Solid Group Solid Gold Berjangka SG Berjangka


Solid Gold Berjangka | Bank-bank di Tiongkok mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya pada hari Senin (22/4), menyusul keputusan bank sentral Tiongkok baru-baru ini untuk tetap berpegang pada kebijakan moneter.

Suku bunga pinjaman satu tahun dipertahankan pada 3,45%, sejalan dengan hampir seluruh perkiraan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News. Suku bunga lima tahun, yang menjadi acuan untuk hipotek, dipertahankan pada 3,95% seperti yang diharapkan, menurut data dari People’s Bank of China.

Tiongkok menghadapi tantangan untuk menstimulasi perekonomian sekaligus menjaga mata uangnya tetap stabil karena inflasi yang tinggi di AS mendorong kembali pertaruhan penurunan suku bunga. Kebijakan moneter yang lebih longgar dapat membantu meningkatkan pertumbuhan namun juga memperburuk pelemahan mata uang dan pelarian modal.

Tiongkok menarik uang tunai dari sistem perbankan untuk kedua bulan berturut-turut pada minggu lalu, menandakan kehati-hatian terhadap pelonggaran moneter. Yuan menghadapi tekanan depresiasi baru setelah putaran baru inflasi AS yang panas mendukung dolar dan imbal hasil Treasury.

Suku bunga pinjaman didasarkan pada suku bunga yang ditawarkan 20 bank kepada nasabah terbaiknya, dan diterbitkan oleh PBOC setiap bulan. Nilai tersebut dikutip sebagai selisih suku bunga kebijakan satu tahun bank sentral, atau fasilitas pinjaman jangka menengah.

Tiongkok sedang berjuang untuk menghidupkan kembali permintaan pinjaman karena pasar properti terus merosot dan kepercayaan konsumen masih lesu. Pertumbuhan kredit terus melambat di bulan Maret dan bank-bank memberikan pinjaman lebih sedikit dari perkiraan.

Meskipun Tiongkok melaporkan pertumbuhan yang kuat pada kuartal pertama, data terbaru menunjukkan peningkatan tersebut melambat pada bulan Maret, dengan kenaikan penjualan ritel dan output industri yang jauh dari perkiraan. Para ekonom mengatakan diperlukan lebih banyak stimulus untuk mencapai target pertumbuhan tahunan yang ambisius sekitar 5%. (Arl)

Sumber : Bloomberg


Tidak ada komentar:

Posting Komentar