Harga Emas hari ini - Harga minyak turun pada hari Jumat(19/9) karena kekhawatiran tentang pasokan yang besar dan penurunan permintaan melebihi ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga pertama tahun ini oleh Federal Reserve AS akan memicu peningkatan konsumsi.
Harga minyak mentah Brent berjangka ditutup pada $66,68 per barel, turun 76 sen atau 1,1%. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup pada $62,68, turun 89 sen atau 1,4%. Kedua harga acuan minyak naik untuk minggu kedua berturut-turut.
"Pasokan minyak terus kuat dan OPEC mengurangi pemangkasan produksi minyaknya," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates. "Kami belum melihat dampak sanksi terhadap ekspor minyak mentah Rusia." The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase pada hari Rabu dan mengindikasikan bahwa pemangkasan lebih lanjut akan menyusul seiring dengan tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja AS.
Biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya mendorong permintaan minyak dan mendorong harga lebih tinggi.
John Kilduff, mitra di Again Capital, mengatakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar seperempat poin persentase di masa mendatang kemungkinan tidak akan mendorong pasar minyak karena akan semakin melemahkan dolar, sehingga membuat minyak lebih mahal untuk dibeli.
"The Fed harus lebih agresif daripada sebelumnya," kata Kilduff. "Kita membutuhkan kenaikan 50 basis poin untuk mendorong permintaan. Tindakan The Fed tidak berdampak pada pertumbuhan pasar minyak mentah karena fundamental pasar yang mendasarinya."
Di sisi permintaan, semua lembaga energi, termasuk Badan Informasi Energi AS (EIA), telah mengisyaratkan kekhawatiran tentang melemahnya permintaan, yang meredam ekspektasi kenaikan harga yang signifikan dalam jangka pendek, kata Priyanka Sachdeva, analis di Phillip Nova. Lipow juga melihat dampaknya di sisi permintaan. "Musim turnaround kilang akan semakin mengurangi permintaan," ujarnya. Kilang-kilang menutup unit produksi pada musim semi dan musim gugur untuk perbaikan menyeluruh, yang disebut turnaround.
Peningkatan stok distilat AS sebesar 4 juta barel yang lebih tinggi dari perkiraan memicu kekhawatiran atas permintaan di negara konsumen minyak terbesar dunia dan menekan harga. Data ekonomi terbaru semakin memperburuk kekhawatiran, dengan pasar tenaga kerja AS yang melemah sementara pembangunan rumah keluarga tunggal anjlok ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir pada bulan Agustus, tertekan oleh melimpahnya rumah baru yang tidak terjual. - PT Solid
Sumber: Newsmaker.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar