Senin, 27 Oktober 2025

PT Solid | Minyak Turun Pasar Ragu Komitmen AS Tegakkan Sanksi Rusia

 

Harga Emas hari ini - Harga minyak turun pada hari Jumat(24/10) karena skeptisisme merayap ke pasar mengenai komitmen pemerintahan Trump terhadap sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia terkait perang di Ukraina.

Harga minyak mentah Brent berjangka ditutup 5 sen, atau 0,1%, lebih rendah di $65,94 per barel, sementara harga minyak mentah AS ditutup di $61,50 per barel, turun 29 sen, atau 0,5%.

Kedua harga acuan minyak mentah sempat menguat di awal sesi, melanjutkan kenaikan lebih dari 5% yang dicapai pada hari Kamis setelah sanksi diumumkan, tetapi kemudian melemah dalam dua jam terakhir perdagangan. Harga minyak mentah tersebut masih ditutup menguat lebih dari 7% di akhir pekan, kenaikan mingguan terbesar sejak pertengahan Juni.

"Ada skeptisisme baru bahwa sanksi ini akan sekeras yang diberitakan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC. Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi kepada Rosneft (ROSN.MM), perusahaan minyak Rusia, dan Lukoil (LKOH.MM), perusahaan minyak Rusia, untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin agar mengakhiri perang Ukraina.

Kedua perusahaan ini bersama-sama menyumbang lebih dari 5% produksi minyak global, dan Rusia merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia pada tahun 2024 setelah AS. Sanksi tersebut mendorong perusahaan-perusahaan minyak besar milik negara Tiongkok untuk menangguhkan pembelian minyak Rusia dalam jangka pendek, menurut sumber-sumber perdagangan kepada Reuters. Perusahaan-perusahaan penyulingan minyak di India, pembeli terbesar minyak Rusia yang diangkut melalui laut, akan memangkas impor minyak mentah Rusia secara tajam, menurut sumber-sumber industri.

"Aliran ke India khususnya berisiko," ujar Janiv Shah, wakil presiden analisis pasar minyak di Rystad Energy, dalam sebuah catatan klien. "Tantangan bagi perusahaan-perusahaan penyulingan minyak Tiongkok akan lebih kecil, mengingat diversifikasi sumber minyak mentah dan ketersediaan stok."

Menteri perminyakan Kuwait mengatakan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan siap untuk mengimbangi kekurangan di pasar dengan meningkatkan produksi. AS menyatakan siap mengambil tindakan lebih lanjut, sementara Putin mencemooh sanksi tersebut sebagai tindakan yang tidak bersahabat, dengan mengatakan sanksi tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Rusia dan menekankan pentingnya Rusia bagi pasar global.

Inggris memberlakukan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil pekan lalu, sementara Uni Eropa menyetujui paket sanksi ke-19 terhadap Rusia, termasuk larangan impor gas alam cair Rusia. Uni Eropa juga menambahkan dua kilang Tiongkok dengan kapasitas gabungan 600.000 barel per hari, serta Chinaoil Hong Kong, anak perusahaan perdagangan PetroChina, ke dalam daftar sanksi Rusia, menurut jurnal resminya pada hari Kamis.

Ke depannya, investor juga berfokus pada pertemuan antara Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pekan depan, seiring keduanya berupaya meredakan ketegangan perdagangan yang telah berlangsung lama dan mengakhiri serangkaian tindakan balasan. - PT Solid

Sumber: Newsmaker.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar