PT SOLID GOLD BERJANGKA - Indeks Hang Seng Mengakhiri Penguatan Pasca Pernyataan The Fed
PT SOLID GOLD BERJANGKA JAKARTA - Saham Hong Kong ditutup lebih rendah pada Rabu (14/7) Indeks Hang Seng tergelincir 0,63% atau 175,95 poin, menjadi 27.787.46. Sementara, Indeks Shanghai Composite turun 1,07% atau 38,02 poin, menjadi 3.528,50, sedangkan Indeks Shenzhen Composite di bursa kedua China turun 0,88% atau 21,90 poin, menjadi 2.470,07 setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terindikasi tak akan buru-buru menanggalkan kebijakan moneter longgar.
Dalam naskah pidato di depan Kongres yang telah dipublikasikan, bos bank sentral tersebut menulis bahwa bank sentral bisa menunggu sebelum mulai melonggarkan pembelian obligasinya, meski kenaikan angka inflasi, yang menurut Powell bakal moderat akhir tahun ini. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan di pasar-langsung melemah, dan terus menurun setelah rilis indeks harga produsen per Juni menguat melampaui angka inflasi Pasar saham Asia berjatuhan setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi Juni mencapai 5,4% secara tahunan, atau kenaikan yang tertinggi sejak Agustus 2008. Inflasi Juni di AS dilaporkan melesat 5,4% secara tahunan (year-on-year/YoY) dengan inflasi inti 4,5%. Angka itu jauh lebih tinggi dari estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang berujung pada inflasi tahunan 5%.
Sementara itu untuk inflasi inti yang tidak memasukkan komponen makanan dan energi berada di angka 3,8%, tertinggi sejak September 1991.
Akan tetapi, sikap investor di China kembali optimis karena pemotongan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio/RRR) oleh bank sentral China (People Bank of China/PBoC), di mana pihaknya akan memangkas hingga 1 triliun yuan dari likuiditas jangka panjang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. "Pemotongan RRR 50 basis poin dan dukungan fiskal tidak mungkin cukup untuk membalikkan ke tren kenaikan, karena hambatan dari sektor properti yang melambat terlalu kuat untuk diimbangi sepenuhnya," tulis Ting Lu, kepala ekonom China Nomura, dilansir dari Reuters.
SGB JAKARTA / Tulus Rifwandi Gea
Baca Juga
:
PT
Solid Gold Berjangka
| Kinerja Solid Gold Berjangka
PT
Solid Gold Berjangka
| PT Solid Gold Berjangka Bantah Lakukan Bisnis Tak Wajar
PT
Solid Gold Berjangka
| PT Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT
Solid Gold Berjangka
| Solid Gold Berjangka Serius Bidik Milenial
PT
Solid Gold Berjangka
| Kuartal 3 Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT
Solid Gold Berjangka
| Luar Biasa Solid Gold Berjangka
PT
Solid Gold Berjangka
| Transaksi Bursa Berjangka Melejit Solid Gold Catat Pertumbuhan
PT
Solid Gold Berjangka
| Nasabah Baru PT Solid Gold Berjangka Makassar Tumbuh
PT
Solid Gold Berjangka
| Kinerja Solid Gold Berjangka Catat Pertumbuhan
PT
Solid Gold Berjangka
| Kinerja Kuartal Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT
Solid Gold Berjangka
| Nasabah PT Solid Gold Berjangka Tumbuh Signifikan
PT
Solid Gold Berjangka
| Perusahaan Berjangka Solid Gold Bidik Nasabah Milenial
PT
Solid Gold Berjangka
| Kinerja Kuartal 3 Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT
Solid Gold Berjangka
| Kinerja PT Solid Gold Berjangka Tumbuh Dua Ribu Persen Lebih
PT
Solid Gold Berjangka
| Kuartal 3 Harga Emas Stabil Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT
Solid Gold Berjangka
| Solid Gold Berjangka Ingin Hilangkan Persepsi Negatif
PT
Solid Gold Berjangka
| Kinerja Solid Gold Berjangka Cetak Rapor Biru
PT
Solid Gold Berjangka
| PT Solid Gold Berjangka Bukukan Pertumbuhan Volume Transaksi
PT
Solid Gold Berjangka
| Perang Dagang Buat Emas Berkilau
PT Solid Gold Berjangka | Harga Emas Anjlok
PT Solid Gold Berjangka | Perdagangan Emas Paling Banyak
Diminati Hari Ini
PT Solid Gold Berjangka | Komoditas Kopi dan Emas Cukup
Signifikan
PT Solid Gold Berjangka | Olein Akan Meningkat di 2020