Head Office PT. Solid Gold Berjangka

Jl. KH. Mansyur Kav. 126, Jakarta Pusat 10220 Telp : 021-29675088 (Hunting), Fax : 021-29675089

PT. Solid Gold Berjangka Lampung

Jl. Ahmad Yani No. 55, Tanjung Karang - Bandar Lampung 35117 Telp : 0721-255038, Fax : 0721-255027

PT. Solid Gold Berjangka Palembang

Jl. Sumpah Pemuda Blok 1 No. 7 C-E, Lorok Pakjo, Palembang 30137 Tel : 0711-363300 Fax : 0711-363613

PT. Solid Gold Berjangka Makassar

Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 108 A-B, Makassar 90124 Telp : 0411-851010, Fax : 0411-851090

PT. Solid Gold Berjangka Semarang

Gedung Menara SUARA MERDEKA Lt. 3. Jl. Pandanaran No. 30 Semarang 50134 Telp : 024-3583979, 3583980 Fax : 024-3583978

Rabu, 21 Agustus 2019

PT SOLID GOLD | Emas Minggu Ini

PT SOLID GOLD - Kemana Arah Harga Emas Minggu Ini


PT SOLID GOLD JAKARTA - Hampir semua di pasar bekerja mendukung emas, termasuk keprihatinan perdagangan Amerika-Cina, eskalasi protes di Hong Kong, volatilitas pasar saham, membengkaknya secara negatif imbal hasil hutang dan terbaliknya grafik surat berharga Treasury Amerika Serikat 2 tahun dan 10 tahun.

Ross Strachan, ekonom komoditi senior dari Capital Economics memberitahukan Kitco News bahwa meningkatnya imbal hasil hutang secara negatif sangat mengubah dinamika. Banyak investor melihat kurangnya imbal hasil sebagai daya tarik bagi emas, namun sekarang mereka melihat kurangnya imbal hasil sebagai hal yang positip.”

Para analis mengatakan kepada Kitco News bahwa setelah badai minggu lalu, sentimen “risk-on” sewajarnya mulai kembali ke pasar, yang berarti konsolidasi bagi emas.

Analis tehnikal senior di Kitco, Jim Wyckoff mengatakan,”Permintaan safe-haven telah meredup sedikit dengan pasar saham Amerika Serikat dan dunia mengalami rally sampai akhir minggu perdagangan Jumat lalu. Meskipun demikian, dari perspektif tehnikal dan trader, pergerakan harga emas pada hari Jumat lalu adalah hal yang normal.”

Powell & Risalah FOMC

Event utama minggu ini adalah kata sambutan dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole Symposium pada hari Jumat.

Daniel Ghali, ahli strategi komoditi dari TD Securities mengatakan,”Powell mendapatkan sorotan pada minggu ini. Setiap global asset manager sedang memperhatikan untuk mendengar suatu signal dari dia mengenai apakah the Fed rela memangkas kembali tingkat suku bunganya setelah apa yang dia sebut sebagai penyesuaian pertengahan siklus sebelumnya.”

Namun, para analis yakin bahwa Powell akan kedengaran “hawkish” dibandingkan dengan apa yang pasar sedang perkirakan disebabkan data makro ekonomi Amerika Serikat yang kuat.

Andrew Hunter, ekonom dari Capital Economics Amerika Serikat mengatakan,”Dengan apa yang terjadi di pasar selama beberapa hari yang lalu, dengan pasti ada tekanan yang memuncak terhadap Powell untuk memberikan signal yang kuat bahwa the Fed sedang merencanakan memangkas tingkat suku bunga kembali pada bulan depan. Ada potensi resiko dimana pasar akan kecewa karena selain kelemahan di pasar saham dan kekuatiran sehubungan dengan kurva imbal hasil yang terbali, kita juga mempelajari bahwa belanja konsumen masih kuat secara luarbiasa dan bahwa inflasi inti mulai naik.”

Skenario yang lainnya adalah Powell bahkan tidak menyebut kebijakan moneter samasekali, yang bisa mengirim signal yang sangat “hawkish” ke pasar, tambah Ghali.

Hunter menambahkan juga penting untuk ditunjukkan bahwa jika the Fed berakhir mengecewakan pasar pada bulan September, reaksi saham itu sendiri yang buruk bisa berakhir dengan memberikan keyakinan kepada the Fed bahwa mereka memang perlu untuk memangkas tingkat suku bunga lebih banyak.

Risalah pertemuan FOMC bulan Juli yang akan keluar pada hari Rabu, bisa kedengaran basi dan berperan di panggung belakang.

Ghali menyatakan,”Risalah FOMC akan sedikit basi. Dan alasannya adalah isinya akan merefleksikan pemikiran dari the Fed sebelum pengumuman Donald Trump mengenai tambahan tarif atas Cina. Mereka akan sedikit bernada hawkish. Namun, pasar akan dengan cepat melewatinya karena mereka akan mengenalinya bahwa itu adalah informasi yang basi.”

Sekarang ini, partisipan pasar memperhitungkan dalam harga kemungkinan 78.8 % pemangkasan 25 basis poin pada bulan September dan 21.2 % kemungkinan pemangkasan 50 basis poin, menurut CME FedWatch Tool.

Risalah ECB & Data Makro

Bagian lain yang penting di dalam agenda minggu ini adalah risalah dari European Central Bankk (ECB) yang diskedulkan untuk dirilis pada hari Kamis.

Ini bisa menjadi event kunci untuk dimonitor karena laporan bahwa ECB bisa jadi akan mengeluarkan paket stimulus yang “berdampak dan signifikan” pada pertemuan kebijakan berikutnya pada bulan September, menurut gubernur bank sentral Finlandia Olli Rehn.

Dalam interviewnya dengan Wall Street Journal pada hari Kamis minggu lalu, Rehn mengatakan, ”Penting bagi kita untuk muncul dengan paket kebijakan yang berdampak dan signifikan di bulan September.”

Hal lain yang perlu diamati adalah data manufaktur regional dan penjualan perumahan Amerika Serikat. Presiden Blue Line Futures, Bill Baruch mengatakan,”NY Empire dan Philly Fed manufacturing bagus pada bulan Juli dan Agustus. Namun, pada bulan Juli regional Kansas City dan Dallas buruk. Kali ini, kita tidak akan mengamati angka regional.”

Wall Street & Main Street

Pasar tetap “bullish” atas emas. Namun, melampaui berita-berita, metal kuning mulai kelihatan “overbought” menurut sebagian analis.

Pasar emas sedang pada jalurnya melihat keuntungan mingguan terbesar di dalam lebih dari tiga tahun dengan harga diperdagangkan mendekati ketinggian enam tahun yang baru. Walaupun ketidakpastian ekonomi dan geopolitik terus mendominasi pasar, sebagian analis berpikir pasar bisa ditutup mendekati puncak jangka pendek dan siap untuk berkonsolidasi.

Namun, sentimen tetap jelas “bullish” dengan para analis enggan untuk langsung memasang posisi jual atas emas.

Dari 16 profesional pasar yang mengambil bagian di dalam survey Wall Street, sebanyak 12 suara atau 75 % memandang emas naik minggu ini. Suara ‘bearish” dan netral masing-masing 2 suara atau 13 %.

Sementara itu, dari 910 responden yang mengambil bagian di dalam polling Main Street online Kitco, sebanyak 599 suara atau 65 % memandang emas naik lagi. 187 partisipan atau 21 % memprediksi emas turun dan sisanya 124 suara atau 14 % memandang pasar emas “sideways”.

Level Tehnikal

Gambaran tehnikal masih tetap bullish bagi emas. Ghali dari TD berkata bahwa dia cenderung melihat harga emas naik dengan “resistance” pertama berada pada $ 1,535 dan kemudian $ 1,568. Untuk arah turun, Ghali memperhatikan $ 1,470.

Baruch berkata bahwa dia melihat emas banyak berada di $ 1,480 – $ 1,500 sementara menambahkan bahwa emas akan bergerak “sideways” ke sedikit turun pada minggu ini.

Sebagian analis lebih “bullish” dan tidak mengabaikan pergerakan kearah $ 1,600 pada bulan Agustus. Charlie Nedoss ahli strategi pasar senior dari La Salle Futures Group mengatakan,”Secara tehnikal tidak ada banyak resistance disini. Ketinggian berikutnya yang bisa bermain adalah disekitar $ 1,600.”

Akan natural bagi emas untuk mengambil napas minggu ini kata kepala riset London Capital Group Jasper Lawler. “Sekarang waktunya untuk mengambil napas – $ 1,535 – $ 1,540 adalah “support” kunci diantara 2011-2013. Secara natural, kita akan melihat sedikit peristirahatan disana.” Kata Lawler.

Kenaikan harga emas masih kuat pada musim panas ini, namun pasar harus siap untuk konsolidasi yang sehat pada minggu ini dengan harga kemungkinan tetap tinggal di dekat level $ 1,500 per ons, menurut para analis.

Metal kuning naik sekitar 1 % dengan basis mingguan pada hari Jumat minggu lalu, menandakan kenaikan selama tiga minggu berturut-turut dengan emas Comex bulan Desember ditradingkan di $ 1,523.60. Minggu lalu menandakan batu loncatan dengan harga emas memanjat ke ketinggian enam tahun yang baru dan hampir menyentuh $ 1,545 pada hari Selasa.
PT SOLID GOLD 

Sumber : Vibiznews


Baca Juga :

Selasa, 20 Agustus 2019

SOLID GOLD BERJANGKA | Cetak Keuntungan Lanjutan

SOLID GOLD BERJANGKA - Bursa Amerika Awal Pekan Cetak Keuntungan Lanjutan


SOLID GOLD BERJANGKA JAKARTA - Kekuatan harga saham di bursa Wall Street datang di tengah rebound lanjutan pada imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang menunjukkan optimisme tentang stimulus global baru. Bank Rakyat Tiongkok mengatakan akan menggunakan metode reformasi berbasis pasar untuk membantu menurunkan suku bunga kredit riil dan menopang perlambatan ekonomi di negerinya.

Minat beli saham juga bertambah dengan berita bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump sekali lagi menunda pembatasan raksasa teknologi Cina, Huawei. Dimana Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross  dalam sebuah acara di Fox Business Network, mengumumkan lisensi umum sementara yang akan berakhir pada hari Senin akan diperpanjang selama 90 hari. Langkah ini akan memungkinkan Huawei untuk terus membeli persediaan dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat meskipun telah dimasukkan dalam daftar hitam ekonomi pada bulan Mei.

Rebound yang berkelanjutan di Wall Street juga terjadi setelah penasihat ekonomi Trump menghadiri acara talk show hari Minggu dengan topik mengecilkan kekhawatiran tentang kemungkinan resesi. Trump sendiri mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak melihat penurunan ekonomi pada Amerika meskipun pekan lalu terpantau imbal hasil obligasi anjlok parah sebagai indikator resesi awal.

Adapun pergerakan saham secara sektoral, saham-saham layanan minyak membalikkan beberapa kinerja terbaik pasar pada hari itu, memperpanjang rebound yang terlihat pada sesi sebelumnya dengan Philadelphia Oil Service Index melonjak 4,4 %, naik lebih lanjut dari penutupan terendah delapan belas tahun Kamis lalu.

Kekuatan yang signifikan juga terlihat di antara saham gas alam, sebagaimana tercermin pada lonjakan 3,6 % oleh NYSE Arca Natural Gas Index.

Berita tentang penangguhan hukuman untuk Huawei juga berkontribusi terhadap kekuatan yang cukup besar di antara saham semikonduktor, mendorong Philadelphia Semiconductor Index naik 1,9 %. Demikian juga saham jaringan, perangkat keras komputer dan ritel juga bergerak sangat signifikan bersama dengan sebagian besar sektor utama lainnya.

Bursa saham Amerika Serikat awal pekan yang ditutup beberapa saat lalu, kembali mencetak keuntungan lanjutan perdagangan akhir pekan lalu dengan pergerakan harian indeks utama menguat secara signifikan. Mayoritas indeks bergerak semakin menjauhi  posisi terendah dua bulan yang terjadi pekan lalu.

Indeks Dow Jones naik 249,78 poin atau 1 % menjadi 26.135,79, indeks Nasdaq melonjak 106,82 poin atau 1,4 % menjadi 8,002.81 dan S & P 500 melonjak 34,97 poin atau 1,2 % menjadi 2.923,65.
SOLID GOLD BERJANGKA 

Sumber : Vibiznews


Baca Juga :

Senin, 19 Agustus 2019

SOLID GOLD | Ditutup Di Zona Merah

SOLID GOLD - IHSG Tak Dapat Bertahan, Sesi I Ditutup Di Zona Merah


SOLID GOLD JAKARTA - Namun Indeks saham-saham unggulan LQ45 bisa bertahan dan ditutup naik tipis 0.07 % atau 0.68 poin ke level 980.98.

Ada sebanyak 10.46 miliar saham yang diperjual belikan pada sesi I ini dengan nilai transaksi sebesar Rp. 3.69 triliun. Sebanyak 203 saham yang harganya turun sementara hanya 184 saham yang harganya naik serta ada 123 saham yang stagnan.

Bursa-bursa utama Asia menunjukkan kemajuan pada siang hari ini, indeks Jepang, Nikkei225 naik 0.80 % atau 162.58 poin ke level 20.581.84. Demikian juga dengan indeks Hongkong yang masih menunjukkan kekuatannya ditengah kerusuhan yang masih berlangsung dengan hari ini, naik 2.18 % atau 557.68 poin ke level 26290.34.

IHSG yang tadi pagi ditutup menguat di level 6310.63 tidak mampu menutup Sesi I perdagangan di zona hijau, ditutup turun tipis 0.01 % atau 0.611 poin ke level 6286.05. Pasar mendapatkan tekanan yang cukup kuat dari 7 indeks sektoral yang merona merah siang hari ini, dipimpin oleh sektor perkebunan yang anjlok sebesar 0.90 %.

Sementara 3 indeks sektoral yang menguat dipimpin oleh infrastruktur yang naik sebesar 0.72 %.
SOLID GOLD 

Sumber : Vibiznews


Baca Juga :

Jumat, 16 Agustus 2019

SOLID BERJANGKA | Diuntungkan Data Ritel Amerika

SOLID BERJANGKA - Kenaikan Harga Minyak di Asia Diuntungkan Data Ritel Amerika Serikat 


SOLID BERJANGKA JAKARTA - Harga minyak mentah Brent yang merupakan acuan harga minyak internasional naik 31 sen atau 0,5 %  pada $ 58,54 per barel, setelah jatuh 2,1 % pada hari Kamis dan 3 % pada hari sebelumnya. Demikian juga harga minyak mentah Amerika Serikat naik 43 sen  atau 0,8 % pada $ 54,90 per barel, setelah turun 1,4 % pada sesi sebelumnya dan 3,3 % pada hari Rabu.

Data ekonomi Amerika Serikat yang kuat dirilis semalam seperti kenaikan data ritel memberikan beberapa tingkat kenyamanan karena menunjukkan prospek domestik Amerika Serikat yang kurang suram dan mengurangi kekhawatiran masalah resesi. Data penjualan ritel Amerika Serikat naik 0,7 % pada bulan Juli karena konsumen membeli berbagai barang  ketika mereka mengurangi pembelian kendaraan bermotor.

Sentimen yang membantu juga adalah komentar dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa negosiasi dengan China tentang perdagangan adalah  produktif, menunjukkan kemungkinan pelonggaran friksi perdagangan yang telah mengguncang pasar.

Untuk perdagangan selanjutnya secara teknikal menurut analyst, harga minyak WTI diperkirakan berusaha mendaki ke posisi resisten 55.30 – 56.25. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun ke posisi support 53.75 – 51.80.

Harga minyak mentah berjangka akhir pekan di tengah perdagangan sesi Asia hari Jumat pagi naik  setelah dua hari alami penurunan. Kenaikan harga didukung  data yang menunjukkan kenaikan penjualan ritel Amerika Serikat yang membantu meredakan kekhawatiran tentang resesi di ekonomi terbesar dunia.
SOLID BERJANGKA 

Sumber : Vibiznews


Baca Juga :

Kamis, 15 Agustus 2019

PT SOLID GOLD BERJANGKA | Meredanya Perang Dagang

PT SOLID GOLD BERJANGKA - Turun Ke Bawah 1.1150 Dengan Bertumbuhnya Ketakutan Atas Resesi Jerman & Meredanya Perang Dagang


PT SOLID GOLD BERJANGKA JAKARTA - Kanselir Angela Merkel mengatakan bahwa ekonomi Jerman sedang memasuki fase yang sulit, menambahkan bahwa,”Kami akan bereaksi bergantung kepada situasi”. Perkataannya kelihatannya membuka pintu buat stimulus fiskal – meninggalkan kebijakan yang hemat dan perjuangan untuk “balance budget”.

Malapetaka ekonomi Jerman bisa disalahkan kepada perlambatan global dan jatuhnya permintaan dari Cina. Negara dengan perekonomian kedua terbesar di dunia ini telah melaporkan pertumbuhan hasil industri yang mengecewakan pada bulan Juli sebesar 4.8 % YoY – terendah dalam lebih dari satu dekade. Sementara perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina sebagian disebabkan oleh perang dagang dengan Amerika Serikat.

Gedung Putih mengumumkan penundaan dari sebagian tarif baru atas impor barang-barang Cina dari tanggal 1 September ke 15 Desember – untuk melonggarkan penderitaan bagi para pembelanja (shoppers) Amerika Serikat menjelang Natal – di dalam pemutaran balik dari pengenaan pajak yang dramatis kurang dari dua minggu yang lalu. Presiden Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa kebijakan tarif nya hanya menyakiti Cina.

Pembalikan yang dilakukan oleh Trump ini telah mendorong naik saham-saham dan mengirim dollar Amerika Serikat ke tempat yang lebih tinggi karena kemungkinan untuk the Fed memangkas tingkat suku bunga telah jatuh. Di Eropa, Senat Itali bersiap untuk mengadakan pemungutan suara mosi tidak percaya pada tanggal 20 Agustus dengan prospek akan pemilihan yang baru. Politik di Itali kemungkinan akan menjadi penggerak utama sementara spekulasi mengenai resesi di zona Euro dan ketegangan perdagangan tetap menjadi sorotan.

Secara tehnikal, apabila turun terus maka pasangan matauang ini akan berhadapand dengan “support” terdekat di 1.1135 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1101 dan kemudian 1.1027. Sebaliknya apabila berbalik naik akan bertemu dengan “resistance” terdekat di 1.1200 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1225 dan kemudian 1.1250.

Ketika stagnasi dianggap kabar baik – hal ini menumpahkan masalah bagi ekonomi – dan bagi matauang. Jerman telah melaporkan ekonominya mengalami stagnasi selama 12 bulan sampai dengan bulan Juni setelah berkontraksi 0.1 % di kuartal kedua. Survei yang memprediksi ke depan dan dianggap sebagai “soft data” sekarang telah dikonfirmasi oleh bukti-bukti dari aktifitas yang telah terjadi (“Hard data”).

Melihat kepada survey saat ini dan angka-angka pada kuartal berjalan, ekonomi dari negara dengan perekonomian terbesar di zona euro kemungkinan sedang menuju ke resesi yang didepan mata – didefinisikan sebagai kontraksi selama dua kuartal berturut-turut.
PT SOLID GOLD BERJANGKA 

Sumber : Vibiznews


Baca Juga :