Senin, 20 Agustus 2018

Solid Gold | Pasar Stabil Dorong Harga Minyak Naik



SOLID GOLD JAKARTA -  Harga minyak mentah dunia sedikit naik dipicu kestabilan pasar global. Harga pulih dari penurunan sebesar 2 % pada hari sebelumnya. Ini meskipun prospek melemahnya permintaan minyak mentah masih menbayangi harga.

Melansir laman Reuters, Jumat (17/8/2018), harga minyak mentah berjangka Brent menetap 67 sen lebih tinggi ke posisi USD 71,43 per barel. Sementara minyak mentah berjangka AS naik 45 sen menjadi USD 65,46 per barel.

Sebelumnya, minyak mentah AS berada pada posisi gerak rata-rata 200 hari di USD 65,18 per barel.

Pasar minyak sempat tergelincir pada hari Rabu karena data yang menunjukkan adanya pasokan besar di AS memberi perhatian tentang prospek permintaan bahan bakar. Sementara minyak mentah juga tertekan oleh penjualan komoditas industri seperti tembaga.

"Masih ada overhang dari laporan kemarin," kata John Kilduff, Rekanan Again Capital Management di New York.

Cina dan Amerika Serikat telah menerapkan beberapa kebijakan tarif dan mengancam ekspor senilai ratusan miliar dolar, yang dapat berdampak ke pertumbuhan ekonomi global.

Krisis yang mencengkeram lira Turki turut mengguncang pasar negara berkembang dan bergemuruh di seluruh ekuitas, obligasi dan bahan baku.

 “Kisah pertumbuhan sekarang kurang lebih adalah kisah pertumbuhan AS. Seluruh dunia tidak lagi bermain,” kata ahli strategi komoditas Saxo Bank Ole Hansen.

"Ini juga benar-benar mencerminkan bagaimana tema di pasar komoditas telah begitu cepat berubah dari menjadi satu di mana kekhawatiran tentang pasokan, dengan sanksi Iran untuk pemogokan minyak atau Chili (penambang) untuk tembaga, dan sekarang fokusnya adalah pada permintaan," tambah dia.

Di sisi pasokan, data AS pada hari Rabu menunjukkan output minyak mentah meningkat sebesar 100.000 barel per hari (bpd) menjadi 10,9 juta barel per hari dalam pekan yang berakhir 10 Agustus.

Persediaan minyak mentah meningkat sebesar 6,8 juta barel, mewakili kenaikan mingguan terbesar sejak Maret tahun lalu.

“Ketika akhir musim mengemudi mendekat, pemrosesan minyak mentah kemungkinan telah mencapai puncaknya dan akan menurun mulai sekarang. Oleh karena itu, impor minyak mentah bersih perlu menurun tajam sehingga stok minyak mentah tidak naik lebih jauh,” mengutip penjelasan Commerzbank dalam sebuah catatan.

Sementara untuk permintaan minyak di Asia menunjukkan tanda-tanda perlambatan karena sengketa perdagangan dan dolar yang lebih kuat menyeret ekonomi beberapa pembeli minyak terbesar dunia.

Hal yang memberikan dukungan untuk minyak mentah Brent adalah sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran, yang ditetapkan mulai November. Pelanggan terbesar Iran, seperti India, Korea Selatan dan Jepang, sudah menarik kembali pesanan. - SOLID GOLD

sumber: liputan6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar